ENAM LANGKAH CUCI TANGAN

Cuci tangan adalah hal wajib yang harus kamu lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Terkadang, mencuci tangan dianggap merupaka hal yang sepele. Kebanyakan orang hanya menggosok tangan dengan air tanpa menggunakan sabun. Hal ini menyebabkan kuman masih banyak yang menempel. Mengapa kita harus mencuci tangan? Kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan? Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?

Mengapa Harus Mencuci Tangan?

Mengapa harus mencuci tangan? Ya, karena tangan adalah anggota tubuh yang sering kita gunakan seperti berjabat tangan dengan orang lain, makan, mencuci piring, menulis, dan banyak lainnya. Dari contoh-contoh tersebut, saat beraktivitas pastilah sudah banyak kuman dan bakteri yang menempel pada tangan kita. Kamu tidak akan tahu berjuta-juta bakteri hinggap ditanganmu padahal tanganmu terlihat bersih. Bahkan ketika kamu memcuci tangan dengan air bersih pun bisa saja kuman masih menempel. Jika kamu tidak mau atau malas untuk mencuci tangan, bakteri dan kuman tersebut akan masuk ke dalam tubuhmu melalui mulut. Apalagi saat kamu terkena flu, wah banyak sekali bakteri dan virus yang menempel pada telapak tanganmu.

Kapan Kita Harus Melakukan Muci Tangan?

Untuk waktu memcucu tangan dibagi menjadi dua kelompok yaitu di rumah sakit/faskes dan di rumah

I. Higiene tangan di rumah sakit baik dilakukan dalam 5 momen/saat:

  1. Sebelum kontak dengan pasien,
  2. Sebelum tindakan aseptik,
  3. Setelah terkena cairan tubuh pasien,
  4. Setelah kontak dengan pasien,
  5. Setelah kontak dengan linkungan di sekitar pasien

Semua petugas di rumah sakit dan pengunjung pasien harus memahami 5 saat mencuci tangan ini, sehingga salah satu prinsip pencegahan dan kontrol infeksi dapat berjalan dengan baik.

5 MomenGuna
1.Sebelum kontak
dengan pasien
2. Sebelum tindakan
aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah Kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar
pasien
–  Melindungi pasien dari kuman
yang anda bawa
–  Juga untuk melindungi pasien

–  Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
–  Melindungi anda dan lingkungan dari kuman
– Melindungi anda dan lingkungan dari kuman

II. Cuci Tangan saat di Rumah:

  1. Sebelum an sesudah makan
  2. Sebelum dan Sesudah Mengolah Bahan Makanan
  3. Setelah buang air besar dan air kecil
  4. Setelah menyentuh binatang
  5. Setelah memegang benda atau fasilitas umum

Bagaiaman Cara Cuci Tangan Yang Benar?

Berikut Ini adalah Enam (6) langkah Cuci Tangan Menurut WHO:

1.Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

2.Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3.Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih

4.Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci

5.Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Demikian tips memnuci tangan yang benar, hidup sehat dimulai dari tangan anda, dan jadilah orang pertama yang menerapkan ini secara baik dan benar…

JENIS IMUNISASI DASAR

Daftar Lengkap Imunisasi Wajib untuk Bayi Anda

Apakah Anda sudah membawa bayi Anda untuk melakukan imunisasi? Apakah imunisasi bayi Anda sudah lengkap? Agar si kecil terlindungi, pastikan Anda sudah memenuhi semua imunisasi wajib dan imunisasi tambahan untuk anak.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, beberapa penyebab yang melatarbelakangi seorang ibu tidak ingin anaknya diimunisasi adalah karena takut anaknya panas, keluarga tidak mengizinkan, akses menuju tempat imunisasi sangat jauh, orangtua sibuk sehingga tidak sempat membawa anaknya untuk imunisasi, anak sering sakit, dan orangtua tidak tahu tempat imunisasi, seperti dilansir dari website Kementerian Kesehatan. Namun, sebenarnya imunisasi sangat penting dilakukan pada bayi. Imunisasi merupakan langkah awal untuk mencegah anak dari bahaya penyakit.

Apa saja imunisasi wajib yang harus diberikan kepada bayi Anda?

Imunisasi terbukti mampu memberantas penyakit menular, sepeti campak, gondongan, batuk rejan (pertusis), polio, cacar air, dan lainnya. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu yang mempunyai bayi untuk membawa bayinya ke Posyandu, Puskesmas, bidan, maupun dokter untuk mendapatkan imunisasi.

Di Indonesia ada 5 jenis imunisasi wajib untuk bayi, dan ini diberikan secara gratis di Posyandu. Jenis imunisasi ini adalah:

1. Hepatitis B

Vaksin ini diberikan saat bayi baru lahir, paling baik diberikan sebelum waktu 12 jam setelah bayi lahir. Vaksin ini berfungsi untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak saat proses kelahiran.

2. Polio

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali sebelum bayi berusia 6 bulan. Vaksin ini bisa diberikan pada saat lahir, kemudian pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah lumpuh layu.

3. BCG

BCG hanya diberikan sebanyak 1 kali dan disarankan pemberiannya sebelum bayi berusia 3 bulan. Paling baik diberikan saat bayi berusia 2 bulan. Vaksin BCG ini berfungsi untuk mencegah kuman tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru dan selaput otak, dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian.

4. Campak

Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24 bulan tidak perlu lagi diberikan ketika anak sudah mendapatkan vaksin MMR pada usia 15 bulan. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan bisa menyerang otak.

5. Pentavalen (DPT-HB-HiB)

Pentavalen merupakan vaksin gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin HB (Hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak). Vaksin ini diberikan sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan.

Sedia payung sebelum hujan.

Imunisasi Anak Sekolah

Kenapa imunisasi anak usia sekolah juga penting?

Pada dasarnya, imunisasi adalah kegiatan pencegahan. Imunisasi dilakukan agar seseorang terhindar dari penyakit infeksi atau meringankan gejala penyakit tersebut. Metode ini merupakan metode pencegahan yang paling efektif dan murah dalam mengatasi penyakit.

Imunisasi wajib diberikan pada anak balita mengingat sistem kekebalan tubuh balita sangat rentan. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah melewati usia tersebut? Seiring bertambah usia, sistem kekebalan tubuh anak juga meningkat. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan mereka terserang penyakit infeksi lain di usianya yang kian bertambah itu.

Oleh karena itu setelah melakukan imunisasi wajib di usia balita, anak harus mendapatkan imunisasi lanjutan ketika memasuki usia sekolah. Selain menjaga dari serangan infeksi virus, imunisasi anak juga dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif serta menjaga status gizinya agar tetap baik.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diadakan 2 kali dalam setahun, yaitu setiap Bulan Agustus dan Bulan November, serentak di seluruh kota di Indonesia. Hanya 3 imunisasi wajib berulang yang akan diberikan pada saat BIAS, yakni:

BATU, 6/8 – BULAN IMUNISASI. Seorang siswa SD menerima suntikan imunisasi campak dalam kegiatan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di SDN Pesanggrahan 1, Batu, Jawa Timur, Kamis (6/8). Kegiatan ini merupakan upaya memonitor perkembangan kesehatan anak berupa imunisasi campak, gondok, gigi dan mata tersebut diikuti 28 siswa kelas 1. FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto/ss/hp/09.

Campak

Imunisasi campak memang sudah tidak asing didengar di telinga kita. Namun biasanya campak sering didengar di anak usia 9 bulan. Nah ternyata vaksin campak perlu diulang pada usia 5 tahun, untuk mempertahankan kadar vaksin di dalam tubuh. Namun jika anak sudah mendapatkan vaksin MMR lengkap, vaksin campak tidak perlu lagi diberikan.Vaksin campak ini sendiri diberikan pada anak kelas I SD,DAN dilayani pada bulan November.

 2. Difteri-Tetanus

Imunisasi difteri tetanus merupakan vaksin yang direkomendasikan untuk diberikan pada usia sekolah, yaitu usia sekolah dasar kelas 1 ,2 dan 5. Imunisasi ini adalah terusan dari vaksin DPT yang diberikan pada usia 2,4,6, dan 15 bulan. Untuk anak kelas I diberikan vaksin DT,anak kelas II & kelas V diberikan vaksin Td. Untuk imunisasi Td yang diberikan pada siswa kelas V,pertama kali diberikan pada tahun 2019 dan di tahun 2016 pemberiannya diberikan pada siswa kelas III SD. Sasaran pemberian imunisasi ini dirubah ke anak kelas V SD,diharapkan agar masa perlindung vaksinnya menjadi lebih lama.

Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati!!!

Tips Berhenti Merokok

Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan dalam berhenti merokok.

  1. Menyeruput air dingin melalui sedotan. …
  2. Catat hal positif yang terjadi setelah Anda berhenti merokok. …
  3. Rutin sikat gigi. …
  4. Hindari alkohol. …
  5. Olahraga, bahkan hanya jalan kaki.
  6. Ganti hobi merokok dengan yang lainnya,misalnya kunyah permen
  7. Catat hal positif yang terjadi setelah Anda berhenti merokok
  8. Ingat kembali, apa alasan Anda berhenti merokok
  9. Cari hobi baru yang sesuai dengan passion Anda. Hal ini akan membantu mengalihkan pikiran Anda agar tak tergoda rokok
  10. Hindari orang-orang yang merokok dan dengarkan nasihat orang-orang yang kontra untuk Anda merokok
  11. Mencari bantuan profesional seperti psikiater, karena kecanduan rokok biasanya adalah kecanduan psikologis. 

Semoga tulisan ini bermanfat untuk anda yang sedang berjuang untuk berhenti merokok. Segala perjuangan yang disertai kemauan dan tekad yang bulat,pasti akan membuahkan hasil.

CARA PERAWATAN GIGI PADA ANAK

Tips Cara merawat gigi anak
  1. Saat masih bayi bersihkan gusinya dengan kain lembut atau kain kassa setelah menyusui.
  2.  Latih anak mulai minum dari gelas saat usia satu tahun.
  3. Menghindari penumpukan gula
    Susu mengandung gula, begitu pula permen dan makanan manis lainnya. Dan juga jangan mencelupkan empeng ke dalam madu atau air gula untuk dikulum ketika tidur.
  4. Menyikat gigi mereka dua kali sehari, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur setidaknya selama 2 menit.
  5. Minum banyak air putih setelah makan.
  6. Menyikat  gigi memakai sikat gigi yang pas di mulut anak -anak
  7. Gunakan pasta gigi ber-fluoride (untuk anak lebih dari dua tahun). Bagi anak yang berusia di bawah dua tahun gunakan pasta gigi khusus untuk anak.(Tidak mengandung fluoride )
  8. Pemeriksaan gigi secara teratur
    Perawatan gigi anak sehari-hari harus dibarengi dengan pemeriksaan gigi anak secara teratur. Perhatikan apakah pada gigi anak muncul plak berwarna coklat atau hitam, dan bawalah anak ke dokter gigi bila Anda menemukan hal ini. Bila tidak ada masalah pada gigi, bawa anak Anda ke dokter gigi minimal 1 tahun sekali untuk pengecekan rutin.

DIET PADA PENDERITA HIPERTENSI

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.
Diet hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang ditujukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Selain itu diet hipertensi juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko hipertensi lainnya seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak (kolesterol) dan asam urat dalam darah. Penderita hipertensi yang memiliki tekanan darah lebih dari 160/gram mmHg, selain memerlukan pemberian obat-obatan anti hipertensi juga memerlukan terapi dietetik dan perubahan gaya hidup.

Mengenal diet DASH untuk hipertensi
Dalam menjalani diet DASH, Anda diwajibkan untuk membatasi asupan natrium (garam) hanya 2/3 sendok teh per hari. Adapun sajian atau porsi makanan yang direkomendasikan sebagai patokan pada diet DASH, yaitu:

  1. Memperbanyak konsumsi sayur sebanyak empat hingga lima sajian per hari .
  2. Memperbanyak konsumsi buah sebanyak empat hingga lima sajian per hari
  3. Memperbanyak konsumsi ikan dan daging unggas
    dua sajian per hari. Satu sajian berukuran kurang lebih 85 gram.
  4. Gandum dan biji-bijian seperti kacang – kacangan dikonsumsi sebanyak tujuh hingga delapan sajian per hari.
  5. Minyak sayur yang dianjurkan adalah minyak zaitun dan minyak sehat lainnya. Dapat dikonsumsi dua sampai tiga sajian per hari dengan takaran satu sendok teh sekali saji.
  6. Konsumsi olahan susu rendah lemak atau tanpa lemak. Asupan ini dikonsumsi sebanyak dua atau tiga sajian per hari. Satu sajian terdiri dari kurang lebih 235 ml susu .
  7. Batasi konsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol
  8. Batasi asupan gula atau yang bersifat manis

Jika mengalami kesulitan dalam menentukan pola diet sehat untuk hipertensi, Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis gizi. Ingatlah untuk mengombinasikan pola diet sehat tersebut dengan olahraga secara rutin, istirahat cukup, dan tidak merokok atau minum alkohol.